Share

Ekoteologi Islam: Solusi Krisis Iklim dari Perspektif Al-Quran

Pendahuluan

Investasi saham syariah kini semakin populer di kalangan Muslim milenial Indonesia. Dengan return yang menjanjikan dan tetap sesuai prinsip Islam, saham syariah menjadi alternatif investasi yang menguntungkan sekaligus halal. Per 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 500+ saham yang masuk Daftar Efek Syariah (DES).

Namun, banyak pemula yang masih bingung bagaimana memulai investasi saham syariah. Apakah semua saham halal? Platform mana yang terpercaya? Berapa modal minimal? Artikel ini menjawab semua pertanyaan tersebut dengan panduan step-by-step untuk pemula.

Apa Itu Saham Syariah?

Saham syariah adalah saham perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Perusahaan yang bisnisnya di bidang riba (bank konvensional), alkohol, rokok, judi, atau pork tidak masuk DES. Selain itu, rasio hutang perusahaan tidak boleh melebihi 45% dari total aset.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) melakukan screening ketat sebelum saham masuk DES. Daftar ini diupdate setiap 6 bulan (Mei dan November). Investor wajib memastikan saham yang dibeli tercantum dalam DES terbaru.

Keuntungan investasi saham syariah ada dua: capital gain (selisih harga jual-beli) dan dividen (bagi hasil). Keduanya halal selama perusahaan comply dengan prinsip syariah. Bedanya dengan saham konvensional adalah proses screening dan cleansing (pembersihan) jika ada pendapatan non-halal.

Cara Memulai Investasi Saham Syariah

1. Pilih Platform Sekuritas Syariah
Ada banyak sekuritas yang menyediakan layanan saham syariah: Mandiri Sekuritas Syariah, BNI Sekuritas, Phillip Sekuritas, dan Ajaib Syariah. Pastikan platform teregulasi OJK dan memiliki fitur filter saham syariah.

2. Buka Rekening Efek
Daftar online melalui aplikasi sekuritas. Siapkan KTP, NPWP, dan rekening bank. Proses approval biasanya 1-3 hari kerja. Beberapa platform tidak memerlukan NPWP untuk pemula dengan transaksi terbatas.

3. Deposit Dana
Modal minimal bervariasi per platform, mulai dari Rp 100.000. Namun, disarankan minimal Rp 1 juta agar bisa diversifikasi ke 3-5 saham berbeda. Transfer dari rekening bank Anda ke Rekening Dana Nasabah (RDN).

4. Riset Saham
Jangan asal beli! Pelajari fundamental perusahaan: laporan keuangan, prospek bisnis, dan track record. Gunakan rasio PER (Price to Earning Ratio) < 15 dan PBV (Price to Book Value) < 2 sebagai filter awal.

5. Beli Saham
Pilih saham dari DES, tentukan jumlah lot (1 lot = 100 lembar saham). Misalnya, saham BRPT (Barito Pacific) harga Rp 1.000/lembar, maka 1 lot = Rp 100.000. Klik “Buy” dan tunggu order ter-match.

Strategi Investasi untuk Pemula

Dollar Cost Averaging (DCA): Beli saham secara rutin setiap bulan dengan jumlah tetap, misal Rp 500.000/bulan. Strategi ini mengurangi risiko beli di harga puncak.

Diversifikasi: Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Bagi modal ke 3-5 saham dari sektor berbeda: consumer goods, infrastruktur, dan teknologi.

Long-term Investing: Saham syariah ideal untuk investasi jangka panjang (5-10 tahun). Hindari trading harian yang berisiko tinggi dan cenderung spekulatif.

Dividend Stocks: Pilih saham yang rutin bagi dividen seperti UNVR (Unilever), TLKM (Telkom), atau ASII (Astra). Dividen adalah passive income halal yang konsisten.

Kesimpulan

Investasi saham syariah adalah cara cerdas mengembangkan harta secara halal. Dengan pengetahuan yang cukup, strategi yang tepat, dan kesabaran, return 15-20% per tahun sangat mungkin dicapai. Yang terpenting, niatkan investasi sebagai ikhtiar memperbanyak harta untuk kebaikan.

Mulai dari sekarang, jangan tunda lagi! Rp 100.000 yang diinvestasikan hari ini bisa menjadi Rp 1 juta dalam 10 tahun dengan compound effect. Investasi syariah bukan hanya soal cuan, tetapi berkah dunia-akhirat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULER

Paling Banyak Dibaca