KurikulumCinta

Program Kemenag moderasi

  • |

    Siapkan Generasi Beradab dan Inovatif, MA Roudlotul Banat Gelar Rapat dan Workshop

    Taman Sidoarjo, yokersane.com/. “Tagline Beradab dan Inovatif bagi Madrasah Aliyah Roudlotul Banat (MA ROBA) bukan sekadar jargon tapi harus menjadi ‘brand’ dan cita-cita bersama”, demikian ungkapan Dr. H. Sholehuddin mengawali mengisi Workshop Kurikulum Cinta Berbasis Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Aula KH. Abdurrahman Ponpes Roudlotul Banat Taman Sidoarjo, Sabtu (12/7). Masyarakat hari ini lebih melihat apa…

  • |

    Peran Ulama dalam Menyebarkan Moderasi Beragama di Indonesia

    Peran ulama dalam menyebarkan moderasi beragama di Indonesia telah menjadi pilar penting dalam menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman budaya dan agama. Sejak masa Wali Songo hingga era modern, ulama memainkan peran strategis dalam mempromosikan sikap toleransi dan keseimbangan dalam beragama, yang dikenal sebagai ciri khas Islam Nusantara. Artikel ini akan mengulas bagaimana ulama, melalui…

  • |

    Moderasi Beragama dan Pancasila: Fondasi Keharmonisan Indonesia

    Moderasi beragama dan Pancasila adalah dua pilar yang saling menguatkan dalam menjaga keharmonisan Indonesia, sebuah negara dengan lebih dari 270 juta penduduk yang beragam suku, budaya, dan agama. Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya menjadi ideologi, tetapi juga cerminan sikap moderat yang mendorong toleransi dan persatuan. Artikel ini akan membahas bagaimana moderasi beragama selaras dengan…

  • |

    Moderasi Beragama di Tanah Papua

    Sholehuddin * Kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) bagi ASN Kemenag Kab. Kota Sorong sudah berlalu. Namun kesan, keunikan dan cerita kota ini tidak bisa berlalu begitu saja. Kota dan Kab. Sorong, terletak di Propinsi Papua Barat Daya. Secara demografi penduduk Kota Sorong khususnya berjumlah 282.146. Pemeluk Kristen 45,15%, Islam 45,0%, Katolik 7,55 %,…

  • |

    Moderasi Beragama Merawat Indonesia: Refleksi HAB Ke 78 Kementerian Agama

    Sholehuddin* Negara bisa kuat apakah karena tentara yang hebat dan peralatan militer yang canggih semata, mengapa negara bisa hancur, dan bagaimana dengan Indonesia?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jamak terlontar dalam materi Wawasan Kebangsaan. Jika tidak paham ‘maqsudul a’zham’ (tujuan utama) dari materi ini, maka biasanya proses pelatihan (pembelajaran) terjebak pada konsep negara dan bangsa. Padahal, sejatinya materi…